Minggu, 02 Oktober 2011

Si Guru Kecil yang Hebat

            Seringkali terlihat segerombolan semut mengerubungi sesuatu. Entah mengerubungi makanan, hewan lain yang sudah mati atau potongan kuku sekali pun. Asal kita tahu, hal itu tak dilakukannya seorang diri melainkan bergerombol bersama kawanan semut lainnya. Bahasa orang Indonesia yaitu gotong royong.
Pernah suatu ketika di sore hari yang cerah. Saya duduk di teras rumah untuk memotong kuku kaki dan kuku tangan yang sudah panjang bak drakula (wew?!?!). Satu jari demi satu jari saya potongi satu persatu. Dan ketika hendak memotong kuku jari terakhir (jari kelingking), tiba-tiba saja ada seorang semut datang menghampiri kuku-kuku jari maupun kaki saya yang berserahkan di lantai. Kalau saya perhatikan, sepertinya dia sedang mengendus-endus potongan jari-jari tersebut (sebegitu baukah kaki saya? Hihihi), sebelum akhirnya mereka memanggil kawan-kawannya dan mengangkutnya. Setelah selesai melakukan pengendusan. Si semut yang seorang diri tadi, tiba-tiba saja menghilang entah kemana (buset dah! Masih keturunan jin kali ya). Dan beberapa menit kemudian, satu gerombolan semut pun datang dengan berbondong-bondong seraya menuju ‘kota kuku’ itu.
Manajemen organisasi dalam dunia persemutan pun benar-benar oke. Pasalnya dari banyaknya semut yang berada di TKP (gak sempet ngitung). Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari tiga sampai dengan empat semut dengan karakter dan fisik yang berbeda-beda itu. Dari semut kecil hingga semut sedang dan semut besar. Dan setelah pembagian kelompok selesai. Para semut pun mulai menjalankan tugasnya masing-masing bersama tim yang sudah dibentuk, dengan komunikasi ala bahasa semut tentunya.
Beberapa menit kemudian, nampak terlihat kelompok satu sudah berjalan dengan kuku berada di atas tubuh semut yang kecil namun kuat itu. Keisengan saya pun tiba-tiba muncul. Kuku yang siap diangkut oleh gerombolan semut saya pindah letaknya menjadi jauh, hehehe. Tapi ternyata semut begitu cerdas booook! Eike kalah cerdasnya sama semut, hihihi. Kuku yang jaraknya menjadi jauh pun mereka tinggalkan dan mereka menghampiri kuku yang lebih dekat dahulu. Dan berangkat! Meskipun perlahan, tapi mereka pasti. Alon-alon waton kelakon seperti pepatah Jawa itu. Pelan-pelan yang penting pasti dan selamat dengan tujuan yang sudah ditetapkan.
Sebenarnya banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dari si guru kecil kita ini. Dari makna gotong royong, kebersamaan, manajemen organisasi dan pentingnya komunikasi. Dari semut yang notabene ukuran tubuhnya jauh berlipat-lipat lebih kecil dari manusia ini, setiap orang bebas mengambil pelajaran dari sudut pandang manapun. 

Demikian kisah si gerombolan semut yang diamati dengan seksama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Belajar itu tak melulu dari manusia saja lhoh! Dari hewan pun kita dapat pelajaran ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Waiting for your comment, guys! Thankyou so much :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...