Rabu, 17 Juni 2015

Bukan Salah Galon Keles

Beberapa menit yang lalu di hari Rabu.Karena lubang angin di motor ini. Saya malu sama galon-galon yg tertumpuk di toko galon itu. Termasuk sama tukang galon yg bolak balik bantuin ngangkat nurunin dari motor.
Dikiranya bensin habis, "Bensinnya habis mungkin."
Dengan lantang saya jawab, "Nggak mungkin. Ini masih full." sambil nunjuk tanda bensin di sebelah speedometer.
Dan disetiap beberapa langkah motor digas, tiba-tiba motor mati sendiri. Sampai tiga kali dan berlipat malunya. Untungnya si tukang galon sigap (kayaknya si tukang galon ini terlatih pas istrinya melahirkan deh), coba dia nggak sigap, galon pun dipastikan jatuh. Dan tidak ada garansi galon pecah diisi dengan baru.
Beberapa menit naikin nurunin galon mungkin si tukang galon mulai lelah dan saya malu sejujurnya karena as you know saya belom mandi dari pagi dan niatnya setelah beli galon mau mandi dan lain-lain. Makanya, rasanya ingin segera kabur haha.
Alhasil dengan niat nanya doang tentang tutupnya toko galon swasta ini, entah pesona asli saya menyebar atau biar cepat selesai versi si tukang galon, eh berakhir dengan deal bahwa galon sebiji punya saya bisa diantar ke rumah. YEAYYY! *rejeki gadis pesona mubal-mubal*
Dengan hati riang, motor pun distarter dan ngeeeng eh lha kok mati kayak tadi. Duh! Panik dong secara si tukang galon udah ngilang gitu aja. Berusaha tenang sambil ngutik-utik liat-liat bagian motor sambil dipindah tas kresek berisikan sepatu dari tukang sol sepatu dan taraaaaaa ternyata sumber masalah bukan dari galon yang menutup lubang bagian depan. Tapi dia adalah tas kresek putih yang menutup lubang bagian kanan.
Dan you know what i do then? Turun dari motor nyari-nyari si tukang galon tadi cecelingukan kayak mweeh banget tadi, dan orang itu ngilang cepet banget. Sepi. Yaudah deh yaa, pulang dengan ketawa karena silly thing dan malu malu banget hahahaha..
.
.
Dan sekarang lagi nungguin tukang galonnya datang :p :p
.
.
Pleaseee, dont be panic!
xoxo

Sabtu, 13 Juni 2015

Juni.

Haloo Juni.
.
.
Haloo Juni.
.
.
Haloo Juni.
.
.

Sabtu, 14 Maret 2015

Hectic (very late post)

"Ketika kamu berada di dalam hutan atau dalam keadaan terjepit, berpikir cerdas dan cepatlah untuk menemukan solusi."
.....
Kejadian ini udah termasuk lama, tepatnya 13 Maret 2015 lalu. Yg termasuk pengalaman seru sekaligus nekat yg sayang kalo nggak dituliskan. Karena to be honest, banyak banget supermen baik hati di kehidupan ku yg superb awesome ini hehe.
Berawal dari mengacuhkan hati kecil yg pada akhirnya sebuah petunjuk. Niat pulang ke kampung halaman udah jauh-jauh hari. Tapi H min dua tiket pesawat belum kebeli karena niat cari harga yg murah, dan sampai pada akhirnya ditawarin untuk beli tiket di salah satu temennya si temen kerja. Oke fix aku iyain saat itu juga karena memang pada waktu itu nggak mau ribet dgn ngeklik2 lah, buka2 website lah dan ya gitu deh, udah siang belum pula perjalanan pulang ke desa.
Nah, pas ketemu si calo tiket, honestly, hati rasanya nggak enak banget dan dag dig dug nggak tenang. Entah kenapa bisa gitu, yg jelas saat itu bener2 positive thinking banget dan meyakinkan diri sendiri, kalo aman, gapapa pesen tiket di dia. Dan perasaan nggak tenang bertambah pas dia cerita kalo harga tiketnya bisa ditawar. "Bang!" antara seneng karena cinta di pucuk ulam pun tiba dan heran. "Emang beli cabe? Bisa ditawar?" oke, deal, dapet potongan 100ribu. Mayan buat ongkos travel ke bandara, pikirku.
.
Dua hari sebelum pulang sampai hari H selalu ngehubungi si calo tiket ini buat ngepastiin kode boking tiket buat dibayar tp jawabannya selalu ntar malam ya dan blablabla. Jujur kesel banget. Kalo kata pinokio, "Kalo dari awal ragu-ragu beli tiket di dia mending nggak usah cari yg pasti-pasti aja."
Beberapa jam di hari keberangkatan, tiket belum di tangan. Sms dan telpon berkali-kali tapi jawabannya disuruh tunggu. Sampe akhirnya nyiapin plan B, transfer ke rekening yg bisa m-banking. Bismillah modal nekat akhirnya berangkat tanpa tiket sambil terus ngehubungin si dia meminta kepastian. Dan dengdeng, jawaban dia kali ini sungguh sangat disayangkan pasalnya dia lepas tangan begitu saja karena temannya yg jago ngebooking tiket itu tidak ada respon yang pada awalnya -katanya kode boking sudah dikirim ke email- -tapi setelah dicek, nothing-.
Pada saat itu, beruntung dan bersyukur banget karena travel yg kutumpangi sedang berhenti di rest area. Setelah tahu hoax aja ternyata, langsung deh berpikir siapa teman yg biasanya dini hari masih pada melek atau begadang. Ditelponin lah satu persatu. Ada empat orang yg biasanya masih begadang eh pada saat itu udah tidur. Huwahuwa. Paniiiik soalnya itu rest area pas di tengah hutan. Bukit Soeharto called. Isinya pohon, hutan dan jarak ke tengah keramaian sekitar tiga kilo lagi. Sampai akhirnya ada satu orang yg ngangkat telponku.  Ngejelasin maksud nelpon dan minta tolong dibayarin tiket pesawat lewat atm karena lewat m-banking nggak bisa. Dan dia bersedia. Hamdallah. You save my life, hero.
.
.
Semenjak saat itu memutuskan kapok untuk beli tiket di sumber yg kurang jelas dan meragukan. Better boking di situs yg sudah terpercaya dan terjamin.
Dan perbanyaklah pergaulan dan menjalin hubungan baik dengan mereka karena kita nggak akan pernah tau suatu saat kita bakal butuh bantuan dari orang-orang tersebut.
.
.
Thankyou God.
Thankyou mas ndembik.
Thankyou pinokio.

Kamis, 12 Februari 2015

I'm the last minute

Punya sahabat sepantaran yang keempatnya sudah punya pasangan semua bahkan salah satu barusan menikah kemarin Desember dan salah satunya lagi bakal melepas masa lajang besok Maret itu agak nganu. Nganu banget deh. Nendang. Sebenernya biasa aja pada awalnya. Sangat menikmati kesendirian malahan. Tapi lama kelamaan jadi risih juga kalo ditanya tentang pasangan sama mereka meski ada yang blak-blak an satset batbet dan tidak tersirat. Tapi, cukup bikin mikir untuk hari ini.
.
What should i do? Menemukan pasangan itu nggak semudah menemukan senja di kota Yogya.
Dan membuka hati yang sudah lama tertutup dan terkunci itu nggak semudah membuka pintu rumah ya. Apalagi kuncinya udah dibuang jauh. Tukang kunci gak jamin deh bisa bikin duplikatnya.
Dan usia sekita-kita bukan patokan untuk segera melepas masa lajang, yaa..
*Meski aku sadar udah nggak remaja lagi*
.
Ya ya ya! Cukup aku jadi gong penutup aja ya, ladies. *Entah sama siapa nanti* *Dan kapan*
Well, thanks kalian sudah support dan selalu berdoa yang terbaik untukku. Amin. Amin.
Makasiiiiih banyak ya. Ketjup satu-satu dari Borneo ❤
Miss you already ❤

Rabu, 11 Februari 2015

Mantan adalah tinja.

Hari ini, Rabu, berseliweran poster Festival Melupakan Mantan di jejaring sosial. Di path maupun di grup wasap. Mereka bergentayangan dengan judul -Festival Melupakan Mantan-. Dar dar darrrr!
*Hayooo yang pada punya mantan tunjuk kepala! Haha*
..
Ya pertama ngebaca geli juga. Ada-ada aja bikin festival beginian. Selo, broh! Mantan mantan, kasihannya, udah jadi mantan diomongin lagi haha..
..
Sejujurnya ada perasaan lega, ya meski sedikit penasaran berkelebat.
Mantan? Kayak apa sih?
Kenapa bisa timbul mantan? Mantan itu sejenis jerawat kah? Yang kalo wajah kita kena debu atau polusi bisa jadi mantan?
Atau mantan itu sejenis coklat yang kalau ditaroh di bawah sinar matahari meleleh dan jadi mantan?
Atau kayak makanan yang masuk ke dalam perut melalui mulut, tenggorokan, lambung terus diolah sama usus dan berakhir menjadi tinja. He em, itu mantan? Kayak gitu?
..
Ada perasaan penasaran yang teramat dalam sama yang namanya mantan. Ada rasa ingin mencoba, tapi ogah ya berakhir jadi mantan. Pait pait pait.
..
Prosesnya pun pasti kayak tinja. Pertamanya kepingin coba suatu makanan karena enak atau kata orang sedap, setelah sampai di mulut dikunyah pelan kalau keburu-buru bisa kesedak dan kadang muntah. Belum lagi di dalam perut, yakalik di jalan tol perjalanannya mulus tanpa hambatan. Nah ini, masih syukur tanpa sakit perut dan mules. Kalau pakek? Wuh bujubuneng, bisa berhari-hari sembuhnya bahkan trauma dan kapok sampai seumur hidup. Yang ini mah nanti judulnya berawal dari suka berakhir benci.
Kalo yang beruntung ya bakal jadi mantan terindah, masih bisa berteman selamanya.
..
Yaelah, mak, da aku mah apa tuh, seumur-umur belom punya yang namanya mantan. Dan nggak minta ((pait pait)) serta nggak mau. Seruan pacaran setelah menikah aja, ahahahai. Dikata cupu? Biarin aja.
Toh, punya mantan atau nggak itu pilihan kok. Dan aku memilih menjadi single fighter sampai waktu yang belum ditentukan. Karna syarat dan ketentuan berlaku *apasih ini, lu pikir beli paket internet*
.
.
.
Selamat sore para manusia yang sedang menanti ❤
Karena menanti itu butuh seni ❤

NB : maaf sedikit vulgar. Karena yg vulgar itu yang emang vulgar hehe..

The King of Dreams

Ketika kamu didoakan dengan sebuah doa baik oleh orang-orang terkasih.
Apa kamu bahagia? Sure! Tentu bahagia sekali. Ternyata masih banyak orang-orang yang sayang dan peduli.
Apalagi isi doa tersebut untuk segera didekatkan dan dipertemukan dengan seorang teman hidup. Hmm, tentu segera diaminkan.
.
Tapi, Tuhan, boleh aku jujur?
Semakin banyak orang-orang yang berdoa tentang satu hal itu. Aku menjadi semakin ragu dan merasa takut untuk membuka. Entahlah.. Entah.. Semoga bukan karena sudah terbiasa sendiri sepanjang usia. Bukan hanya karena hal itu saja. Tapi, there's something.
.
Dan Tuhan, aku juga tahu usiaku sudah seperempat abad. Sudah tidak remaja lagi. Aku sadar itu. Sangat sadar.
.
Namun Tuhan,
Aku hanya ingin semuanya indah pada waktunya tanpa paksaan dan tanpa rekayasa.
Biarkan semua prosesnya berjalan alami dan yang terbaik akan datang di saat yang tepat. Aku tak ingin memaksakan jalan cerita untuk segera tayang. Karena aku bukan pemain sinetron yang dikejar jam tayang untuk disiarkan setiap hari di televisi. I just wanna be natural.
.
Actually..
Tuhan, ijinkan aku untuk menggapai mimpi-mimpi itu di tahun ini. Aku ingin melanjutkan pendidikan tahap selanjutnya, amin.. Dan diterima bekerja di perusahaan swasta idaman, amin.. Serta memberi sebuah hadiah untuk bapak ibuk, amin..
.
Good nite ❤

Kamis, 05 Februari 2015

Dear bapak ❤

Malam ini hujan dan mati lampu. Perpaduan yang tepat untuk sebuah perjalanan menuju alam mimpi. Tidur. Pun dua temanku sudah tertidur pulas. Sedangkan aku, masih gelebak gelebuk kanan kiri. Padahal seharian tadi full kegiatan sampai sore. Aku mah kenapa ini?
Hingga akhirnya adik perempuanku mengwasapku dengan ceritanya di tempat kerjanya yang baru. Tumben curhatnya panjang dan terlihat serius. Biasanya sepotong-sepotong terus ngilang ditinggal dia tidur. Dua kata kalo si adek terakhir ini bercerita, kocak dan lucu. Entahlah, setiap aku mendapat cerita tentang semua printilan di tempat kerja adikku ini, aku selalu tertawa riang. Padahal mungkin adikku di seberang sana sedang sebal dan jengkel dengan apa yang dialaminya hari ini.
Namun bagiku, cerita adikku selalu memiliki ruang tersendiri di hati. Selalu lucu terasa dan konyol.
Dan malam ini tumben sekali kami bercerita tentang bapak dari yang cerita cukup kami saja yang tahu dan sisi positif dari bapak. Bagi kami bapak itu unik dan lain daripada yang lain dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Because nobody's perfect, to be honest. Bapak meskipun bersikap begitu keras kepada kami anak-anaknya. Honestly, setelah aku merantau seperti ini. Nasehat-nasehatnya yang dulu ketika kami masih seatap begitu awkward dan memekakkan telinga. Kini sangat berguna. Dari hal kecil dalam rumah tangga seperti :
"Jadi anak wedhok (perempuan) harus rajin ngebersihin wc." dengan nada galak bapak. Honestly, dulu jijik banget kalo harus pegang sikat wc. Nah sekarang merantau? Masa iya mau nimbun sarang penyakit? Iyuh.
"Kalo rumah kotor disapu." Padahal juga udah disapu. Mungkin bapak pake kacamata yang ada sensor debu, setitik langsung terdeteksi.
"Itu mbok motornya dicuciin biar bersih. Diganti oli." Bapak emang pembersih, motornya aja selalu kinclong begitu. Ganti oli pun rutin. Byuh..
"Jadi anak wedhok harus bangun pagi. Perawan kok bangunnya siang." Kan itu hari libur, pak, saatnya mbangkong.
"Itu halaman depan dan belakang mbok disapu." Duh, pak, ada yang lain? Sebenernya ada benernya juga bapak waktu dulu ngajarin nyapu-nyapu karena kalo kotor kita sendiri yang malu pas ada tamu. Dan seenggaknya seneng rumah jadi bersih.
"Itu rumputnya udah panjang. Mbok dipotongi." Kyaaa, pak, nggak sempat. Hehe.. Bener juga lhoh kata bapak. Karena rumput yang panjang tempat bersarangnya eek kucing dan baunya astaga.
.
Itu baru sekelumit omelan-omelan bapak tentang rumah tangga -baru-rumah-tangga- belum tentang -kejamnya-kehidupan-.
Meskipun baru sekelumit, cara mengomelnya bapak berbanding terbalik dengan ibuk. Bedanya terletak pada mimik wajah dan intonansi suara. Bapak kalo ngomel mimik wajahnya bagai monster. Itu menakutkan dan kesannya jahat. Suaranya pun melengking. Tapi kalo ibuk, mimik wajah masih ada unsur snow whitenya, nenangin. Suaranya pun tegas tapi lembut.
.
Tapi biarpun bapak ku begitu, aku bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan karena bapak yang pengomel mengajarkanku banyak hal tentang rumah tangga untuk bekal merantau. Kebersihan pangkal sehat.
.
Tuhan, ijinkan aku untuk belajar berdamai dengan masa lalu. Mungkin waktu dulu maksud bapak baik dengan cara galaknya.
.
Thank you bapak ❤
Sehat sehat terus ya, pak, di rumah, karena kami masih butuh omelan-omelan dahsyat dari bapak.
I love you bapak ❤
I love you ibuk ❤
Sehat sehat terus ya, buk, di rumah, biar bisa ngimbangin omelan bapak.

Rabu, 04 Februari 2015

Wanna go home

I wanna go home.
Aku ingin pulang.
Mau pulang banget.
God, take me out from here.
God, save my life.
God, i wanna go home right now.

I feel like stay with big monster and aliens.

Too many monsters, alien and people whose two face.

God..
.
.
.

.
.
.
.
:'(

Kamis, 22 Januari 2015

Kamisku di Persimpangan

"Ini Kamis, ya.." aku pandangi kalender duduk yg kudapat dari sebuah produk kecantikan di hadapanku.

"Lalu, kenapa?" tiba-tiba ia bangkit dan matanya terbelalak memandangku sinis.

"Entahlah." jawabku singkat sambil menunduk memainkan bolpoin.

"Loh, bagaimana sih?" si kalender meniupku kencang agar aku membalas memandangnya.

"Ya begitu." aku masih menunduk dengan wajah lesu.

"Kamu kenapa, hei gadis?" ia melembutkan suaranya dan berwajah manis.

"A.. akk.. akuu merasa bersalah." suaraku terbata-bata dan wajahku semakin tertunduk.

"Alasannya?" ia menjulurkan tangannya memeluk ku erat.

"Karena setiap aku memandangimu, disaat itulah hari terus berganti, tanggal semakin maju dan aku...." aku menumpahkan seluruh asa yang terpendam namun di satu titik aku terhenti.

"Lanjutkan, hei gadis.." ia menenangkanku sambil mengangkat wajahku untuk bangkit.

"Aku masih seperti ini saja. Tidak menjadi lebih baik dari tahun kemarin. Masih mending tahun kemarin. Tahun ini? Ya meskipun masih bulan Januari. Masih terhitung awal tahun. Tapi kenapa ya, rasanya berat dan i dont know what i have to do here. Aku seperti hilang. Ya hilang.." Ku tumpahkan semua padanya. Mataku berair, aku menangis pilu.

"Hmmm.." ia terus memandangku penuh kasih sayang. Dan mempersilakan ku menumpahkan semuanya.

"Dan kalau aku seperti ini terus, aku termasuk golongan yang merugikan? Karena tahun lalu sudah baik. Tapi kenapa di tahun kedua seperti ini? Buat apa aku jauh-jauh kemari hanya seperti ini." Tangisku pecah.

"Hey gadis, Tuhan mengirim kamu ke sini bukan untuk hal yang tidak bermakna. Tapi semua ini memiliki maksud dan pelajaran. Ya meskipun di tahun kedua ini kamu merasa kurang lebih baik dari tahun pertama. Tapi tenang, belum terlambat! Bersyukurlah karena masih diawal tahun, masih ada tujuh bulan bahkan 11 bulan kedepan yang harus kamu persiapkan." ia mengelus kepalaku penuh rasa sayang dan tersenyum sambil mengajak deretan angka-angka yang tertera di kalender tersenyum.

Tangisku terhenti dan senyumku mulai timbul.

"Kamu hanya terlalu khawatir dengan perasaan-perasaan tidak enakmu itu. Kamu sudah benar sampai sejauh ini, pun maksimal. Kamu memang sedang mengalami titik terendah dalam hidupmu. Persimpangan. Ini sebuah pilihan, kamu menyerah atau bangkit? Semua ada di tanganmu, gadis."

"Tapi, what should i do? Aku benar-benar hilang." aku kembali menangis.

"Kamu cukup menikmati dulu masa-masa seperti ini. Nikmati saja masa mu ini. Tapi ingat, jangan terlalu lama kamu bermuram durja dan terus menerus meratap. Jalanmu masih panjang di depan sana. Masih banyak orang-orang di sana yang menantimu." ia menasehatiku dengan penuh kesungguhan.

"Baiklah. Mungkin aku harus menikmati dulu sambil terus bergerak." kataku padanya dan sederet angka yang berjejer itu.

"Nah gitu! Kamu harus semangat dan semangat selalu! Nggak boleh sedih! Kamu masih punya mereka yang selalu mendukung dan selalu ada." ucapnya sambil menunjuk berderet foto yang tersusun di wallpaper laptop.

"Insya Allah. Bismillah. I can face it." senyumku terkembang dan deretan-deretan angka itu ikut bahagia juga sembari menarik lenganku masuk ke dunia mereka, seolah mengabarkan padaku bahwa mereka memiliki banyak kejutan indah di 343 hari yang tersisa dalam hidupku dengan catatan teruslah bergerak, berusaha dan berdoa. Amin..

Good afternoon ❤

❤ Thankyou kalender for the reminder this day ☀

Kamis, 08 Januari 2015

Bah! Bah! Banggg

Sudah tiga orang yang komplen ketika aku berbicara menggunakan kata -bah- kepada mereka. Hehehe. Kesemuannya itu teman yang berasal dari Pulau Jawa yang notabene tidak terbiasa mendengar aku menggunakan kata -bah-.
Beberapa dari mereka ada yang komplen, "bah beh bah beh. Di Kaltim pakainya -kah- bukan -bah-." Lha yang mengalami siapa, sini atau situ? Haha. -kah- iya dan -bah- juga iya.
Pun ada yang komplen dikira manggil dia simbah, "bah atau mbah?"
Selain itu ada pula yang komplennya bawa-bawa daerah, "Kayak orang Sumatra aja pake bah."
.
Sebenarnya aku juga bingung, ya. Semenjak 17 bulan di sini di Kalimantan Timur. Ku rasakan diksi ketika berbicara menjadi lain dan semacam lucu. Maklum lah yaa, makanan baru gitu. Ya kayak, -bah-, itu salah satunya *yang lainnya nyusul*.
Pada awalnya, -bah- itu kupikir milik orang Medan aja. Horas, bah!
Eh ternyata orang Tarakan, Kalimantan Utara kalo berbicara sehari-hari pada pake akhiran atau sisipan -bah-.
Ya lumayan kaget pas November lalu ke Tarakan. Ya temen, ya anak-anak ngomongnya pake, -bah-. Misalnya nih ya, "Pinjem bonekanya bah ai." atau "Enggak gitu bah, say" dan logatnya itu lucu, meliuk-liuk dari rendah ke tinggi terus datar. Hihihi (silakan dipraktekkan sendiri ya).
Dan you know what, mereka yang kutemui itu kebanyakan orang Sulawesi Selatan dan bukan orang asli atau keturunan Sumatra bah.
Padahal kalau dilihat dari letak geografisnya nih ya, Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatra itu jauh. Ibarat kalau naik pesawat transitnya ke Jakarta dulu baru ke tkp. Apalagi dari Pulau Sulawesi. Jauh bingips!
.
Tapi ya apapun itu pada intinya,
"Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung bah say." Eh..

Good nite ❤��

Senin, 05 Januari 2015

Fast and faster

Tahun 2015 sudah berjalan lima hari. Dan aku merasakan kecepatan hari yang berjalan begitu fast and faster. Yang pasti di tahun ini harus lebih baik, lebih dewasa, lebih bijaksana dan lebih kurus lebih sehat dari tahun kemarin serta dipertemukan dengan jodoh ahehehe amiin..

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...