Kamis, 24 November 2011

Princess Mini dan Prince Yahya


Sabtu pagi ini, aku dan ketiga temanku menghadiri tasyakuran pernikahan salah satu teman kami di REMAIS Masjid Jami’ At Taqwa, yaitu Sri Harmini atau yang kerap disapa Mini. Pagi-pagi aku sudah bersiap untuk pergi dengan dandanan ala kadarnya. Sudah jauh-jauh hari, aku dan Icha berniat untuk datang di akad nikah Mini, tetapi karena Mbak Kiki salah satu temanku itu baru sampai di Jogja pukul setengah tujuh, dan alhasil kami pun membatalkan rencana itu, hiks dan datang di saat tasyakurannya saja.
Motor pun kami parkir di pelataran Masjid Kampus dan kami bergegas naik untuk bertemu sang ratu sejagad hari ini, Princess Mini. sesampainya di gerbang. Kami pun menyerahkan seserahan gitu deh (udah jadi menu wajib, menyerahkan amplop atau kado sebagai tanda ikut berbahagia, hoho), mengisi buku tamu, menerima cindera mata dan “Welcome to our party!” tak lupa kami menyalami among tamu yang berjejer dengan panjangnya (buzz! Karena saking gak enaknya sama semua among tamu, akhirnya kami pun menyalami semuanya, ehehe).
Suasana singgasana sang raja dan ratu  begitu “WOW”, kain berwarna merah marun yang begitu indah menghiasi seluruh ruangan. Rangkaian bunga plastik terangkai dengan cantiknya di sisi kanan dan kiri. Pendopo tempat pengantin singgah pun penuh dengan bunga-bunga indahnya. Dan kami pun menyalami sang pengantin perempuan yang kala itu mengenakan gaun putih panjang dibalut kain tipis berwarna perak dan berhiaskan mawar merah  nan anggunnya. Benar-benar, she is so beautiful. Dan pengantin laki-lakinya mengenakan setelan jas serta rangkain bunga melati dikalungkan di lehernya. Benar-benar they are so beautiful and handsome (pingiiin lho rasanya, jadi pengantin, ahaha ;p). 
Here they are! Princess Minni dan Prince Yahya :D. To Minni: maap Min, jepretnya pas pose begitu, hihi ^^v
So beatiful Princess Minni, subhanallah. Semoga menjadi istri yg sholehah, amin. :)
Berasa jadi black and white gitu sih eike. aaaaa!
Setelah kami ber-ha-ha-hi-hi sebentar dengan pengantin, kami pun dipersilakan untuk mencicipi hidangan. Ku sapu sekitar taman yang saat itu disulap menjadi tempat makan yang indah dengan berhiaskan kain merah marun itu dengan perasaan lapar (hihihi). Aku dan Mbak Lia mencicipi zupa soup yang mana the first time I ate it (hehehe) dan seperti biasa, nggumun sodara-sodara ;p. tapi emang baru pertama kali makan itu sih. The taste so unique with cheese cream and meal, yummy :9 karena saking menikmatinya, “lama” pun menjadi tema zupa soup pagi itu. Setelah merasa kenyang dengan cream-nya, aku pun mengambil bistik dan ternyata ada daging sapi-nya yang mana aku sedang mencoba menjauhi daging-dagingan itu, arrgh! Dan Mbak Lia pun berkomentar, “Kamu gak doyan daging? Vegetarian ya? kalo di luar dimakan aja dagingnya, tapi kalo di rumah nggak usah makan.” Hahaha, ada ada saja sih.
To Mbak Lia: Lagi ngapain sih mbak? sibuk amat loh sama tasnya, hihihi. To Mbak Kiki: Laper ato doyan mbak? hehe, nyampe piringnya bersih gitu, hoho ;p.
Dan sempet-sempetnya foto disaat Icha lagi menikmati zupa soupnya ;p senyumnya ketahan, Ca! ehehe
Dan pagi itu diakhiri dengan berfoto suka-suka bersama si pengantin. Begitu hebohnya kami. Dan begitu bahagianya aku (loh?) karena temanku itu akhirnya menikah. Rasanya ikutan seneng aja gitu. Semoga Minni dan Mas Yahya menjadi keluarga yang sakinah, ma wadah, wa rahmah dan segera diberikan keturunan yang lucu-lucu kayak aku (loh? Ahihi). Happy wedding yaa!

Ehehe, dan berfoto menjadi keharusan sebelum pulang ;p

Seneng bisa foto di depan gerbangnya, hihi (maap agak lebay ;p) sambil minjem bunga pengantinnya ;p

Graduation Greeting for neng lilis

Selamat wisuda neng lilis, one of my besties! selangkah menuju masa depan :)

Kamis, 17 November 2011

Aku, (belum) Sehebat Ibuku


Enam hari ini rumahku sangat sepi tanpa kehadiran Ibu. Ibu yang seriap harinya selalu mengomel, entah karena rumah berantakan atau kami anak-anaknya yang kurang rapi dalam sesuatu hal, entah, selalu saja ada hal yang membuat Ibu kurang berkenan. Yap! Itulah ibuku. Selalu “cerewet” namun positif dan sangat berguna bagi kami, membangun diri kami untuk menjadi lebih baik, tangguh dan tegar.
Ibuku sayang sudah enam hari ini pergi ke kampung halamannya di Jawa Timur. Kami tak dapat menolak kepergian Ibu yang memang sementara itu untuk berbakti dan mencari surga yaitu merawat eyang kami, ibu kandung Ibuku yang kina sudah renta dan inilah saatnya untuk Ibu mengabdikan diri untuk eyang di hari tuanya.
Di rumah tanpa Ibu bagaikan soup tanpa garam. Sepi. Sunyi. Hampa. Yang biasanya pagi-pagi sudah mendengar celotehan Ibu, kini rumah nampak sepi. Yang biasanya di tiap pagi Ibu sudah menyiapkan barang dagangan untuk dijual, kini dapur pun kosong. Yang biasanya Ibu selalu memasakkan kami untuk sarapan atau makan siang atau ada saja olahan makanan, kini aku pun harus berkutik dengan dapur dan bumbu-bumbu yang harus menjadi masakan. Membereskan seisi rumah yang biasanya kami selalu berbagi tugas dengan Ibu. Yang setiap malam aku dan adikku bergantian untuk memijit Ibu karena kelelahan mengurus rumah. Hiks! Dan aku yang selalu mecurahkan segala isi hatiku setiap aku pulang ke rumah
Dan aku pun menyadari, aku (belum) sehebat Ibuku. Terkadang aku masih enggan untuk memasak. Terkadang masih mengeluh capek, padahal Ibu melakukan semua rutinitas rumah tangga itu setiap hari. Benar-benar “wanita karir” sejati. Wow! 4 jempol sebagai penghargaan pun tak cukup diberikan kepada Ibu. Ibu yang begitu kuat, tangguh, tegar dan perhatian. Ibu yang tanpa kenal lelah melayani suami dan anak-anaknya yang bandel ini setiap detik dalam setiap harinya. Ibu yang sangat kuat dengan setiap terpaan cobaan yang datang silih berganti. Ibu yang begitu tegar dan tidak pernah sekalipun mengeluarkan tetes air mata di depan anak-anaknya. Benar-benar aku merindukan Ibu. Cepat pulang ya Bu! ^^
aku dan ibuku sayang :'')

Sabtu, 12 November 2011

11-11-11 Memang Istimewa


Pagi itu, hari Jumat yang biru secerah hatiku. Hari yang istimewa pula di tahun ini. Aku dan teman-teman kampus pergi ke Solo. Memang sengaja kami pergi ke Solo dengan tujuan menghadiri pernikahan teman sekampus kami. Benar-benar hari yang special sekali dengan angka cantiknya, 11-11-11. Tak dipungkiri, banyak ibu hamil yang sengaja mengepaskan tanggal kelahiran anak-anak mereka dengan angka cantik ini. Tak sedikit pula yang menggelar acara pernikahan di tanggal cantik yang penuh berkah ini. 11-11-11 di hari Jumat. Wow!
Yap! Kami berenam yang semua perempuan itu sudah bersiap melakukan perjalanan dengan menggunakan Kereta Pramek. Pagi-pagi sekali kami datang ke Stasiun Tugu. Membeli tiket dan menunggu kereta datang. Beberapa menit kemudian, akhirnya kereta pramek yang datang dari Kutoarjo itu menghampiri. Kami pun dengan riangnya masuk ke dalam kereta. Mencari tempat duduk yang kosong. Yosh! Kami berenam pun dapat duduk bersebelahan. 
Depan: Kiri-kanan: Dian dan Ari. Belakang: Kiri-Kanan: Prima, me, Anis dan Dini

Kereta Pramek melaju dengan kencangnya. Pemandangan indah dapat disaksikan dari balik kaca jendela kereta. Nampak Gunung Merapi yang menjulang tinggi dengan gagahnya. Sawah-sawah nan hijau terhampar luas di sisi kanan dan kiri. Petani yang sedang asyik menggarap sawahnya pun terlihat nyata. Benar-benar negeriku yang kaya alam nan cantik ini.
Ketika aku sedang asyik menikmati pemandangan sekitar. Tiba-tiba terdengar suara petugas berseru dan menghampiri seorang ibu, “Silakan ibu pindah ke gerbong khusus wanita. Di sana masih ada yang kosong.”
“Gerbong wanita?” aku terhenyak dari keasyikanku. Baru pertama kali mendengar ada gerbong wanita di kereta. Maklum lah, baru dua kali itu aku naik pramek. Dan karena penasaran, aku pun bertanya pada salah seorang temanku.
“Gerbong wanita kek mana sih, Din? Ada ya?”
“Ada. Biasanya sih di bagian belakang, tapi kok ini di depan ya. Trus gerbong wanita tu enak. Cewek semua.”
“Oh gitu ya.” Aih, jadi pingin nyobain deh. Moga-moga nanti pas pulang bisa ngerasain, hehe.
Di dalam kereta pun kami menikmati suasana kereta dengan penuh suka cita. Hingga tak terasa kami sudah sampai di Stasiun Purwosari. Kami turun dan bergegas mencari kendaraan agar segera sampai di gedung untuk dapat menyaksikan ijab qabul teman kami yang akan dilaksanakan tepat pukul 11.11 WIB. Ya! Lagi-lagi angka cantik. Dan becak pun menjadi pilihan kami.
senyum pe*so*e** yuuuk! cheers :)
Prima dan Azie
nongol dua orang laki-laki di belakang kami. hihi

suka liat foto ini. "Kemanapun kau pergi kakanda, adinda akan ikut." "Genggam tanganku erat ya adinda. Akan ku ajak kau ke bulan." hihihi, lalu mereka saling berpandangan dan tertawa lepas. Hehehe ;p

Menculik si pengantin untuk foto bersama para bidadari ;p

Dan panggung pun dihebohkan oleh kehadiran anak-anak AN. Yeay! :D
Finally, resepsi pun berakhir dan saatnya berfoto. Yiha! :D

******

Setelah selesai acara pernikahan, kami pun mengecek jadwal kedatangan Kereta Pramek di Stasiun Purwosari. Dan ternyata jadwal kereta terdekat pukul 15.15. Kami pun bergegas menuju stasiun agar tidak ketinggalan kereta dengan menggunakan becak. Sesampainya di stasiun, kami membeli tiket Pramek seharga sepuluh ribu, harga yang lumayan lah ya dan semoga saja tidak naik lagi deh harganya.
Beruntungnya kami di sore hari itu. Kereta Pramek sedang on the way menjemput kami. Dan yes! Kereta pun datang, kami langsung melompat dengan girangnya ke atas kereta. Sore itu kereta penuh sesak oleh para manusia. Kami pun terpaksa berjalan dari satu gerbong ke gerbong yang lain untuk mendapatkan tempat duduk yang kosong. Satu gerbong terlewati tapi hasilnya nihil. Kami pun berjalan lagi dan lagi.
Hingga akhirnya kami menemukan tulisan yang tertempel di dinding, gerbong khusus wanita Taraaa! Yeay! Finally, aku pun bisa merasakan masuk ke gerbong khusus wanita, meskipun pada awalnya kami harus berdiri karena semua tempat duduk sudah ditempati. Setengah jam lamannya kami berdiri. Hosh! Lumayan pegal juga, tapi senang karena bisa melihat pemandangan dengan lebih dekat.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...