Kamis, 31 Juli 2014

Dear Kopi

Selalu aku ingin mengenalmu lebih dalam namun belum berhasil lagi. Apa salahku? Pffft. Pernah suatu malam, aku sedang mencari sesuatu untuk menjadi teman begadang. Akhirnya aku meracik kopi. Kopi sachet good day rasa mint sepertinya. Awalnya begitu nikmat hingga tenggorokan dengan komposisi seimbang. Satu botol tupperware dengan air full. Yah meskipun rasanya agak nggg nggg aneh karena rasa kopinya begitu encer seperti air. Setelah mendapat pencerahan dari seorang teman, rupanya komposisi kopi dan air itu 2:1, airnya air panas yg dituang ke dalam cangkir dan itu cukup sampai sebelum bibir cangkir agar aroma kopi dapat terasa. Bukan menggunakan botol tupperware yg segede gaban itu.
Setelah malam itu minum kopi botol tupperware, pagi pun tiba dan perut terasa mulas sekali. Morning call alias ngepup. Lega! Lalu aku pun kembali di depan laptop karna laporan belum selesai. Ketika sedang asyik-asyiknya, perut pun mulas kembali. Dan aku pun segera ngepup lagi. Kali ini lebih encer alias mencret (sorry). Ohmy! Setelah selesai yg kedua, aku pun kembali ke laporan lagi. Satu jam pertama aman. Dua jam selanjutnya aman. Lalu, krauuuuk! Perut pun mulas lagi. Aku pun nongkrong kembali di kamar mandi *tepok perut*. Dan tiga kali ngepup cair gegara kopi. U.u
Lalu malam ini terulang kembali. Karena seumur-umur belum pernah nyobain kopi jco, akhirnya aku pun mencobanya dengan menu jcapucino. Awalnya sih nikmat, kopinya terasa agak pahit dengan campuran vanilla dan cream dicampur es batu. Sempat mau pilih yg lain, sih, tp apa daya rasa ingin mengenal lebih dalam pun menyeruak. Kopi!
Sesampainya di rumah, rasa mulas menjangkiti. Arggghhh! Ngepup lagi. Dan parahnya, jantung saya berdebar kencang hingga detik ini. Ketika aku mengetik tulisan ini pun masih terasa kencang debarannya. "padahal kopinya ringan loh," kata seorang teman yg hobi sekali minum kopi. Tapi apa? Buktinya tidak semua orang kuat minum kopi. Hati ini terlalu rapuh untuk tersakiti #gagal fokus ahahaha.
Well, aku pun harus menerima kenyataan bahwa kopi tidak cocok denganku. Entah si kopi harus berkamuflase dengan cream atau coklat atau vanilla. Kopi tetaplah kopi seperti kesanku tentang kopi yg aromanya begitu kuat dan keras. Thankyou, kopi. Biarpun begitu, ijinkan aku berteman denganmu meskipun aku tak bisa memilikimu.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...