Sabtu, 17 Maret 2012

Pilihan itu Ada karena Kita 'Mampu' Menjalaninya :)


Pernah ngerasain galau setelah memilih pilihan A?
Pernah ngerasain sedikit rasa penyesalan karena udah milih pilihan C?
Pernah ngerasain 'beradu' sama hati kecil ketika sudah memutuskan untuk memilih B?

Setiap orang pasti pernah ngalamin hal galau seperti di atas. Terkadang, pilihan yang datang pada kita membuat kita harus berpikir keras dan berpikira jangka panjang sebelum memutuskan untuk memilih salah satu opsi. Pilihan datang tak melulu mengenai pasangan hidup. Pilihan itu bermacam-macam jenisnya. Seperti misalnya, memilih jurusan untuk melanjutkan studi kita. Kalau boleh jujur, ada semacam rasa penyesalan yang singgah hingga detik ini. Meskipun itu sudah 5 tahun lalu. 

"Kenapa, dulu nggak jadi masuk ke PG SLB?"
-Seneng rasanya ngeliat temen yg masuk PG SLB. Dia yg masuk PG SLB karena ada aku, eh, taunya aku malah nggak ambil. Dan niat awal memilih PG SLB karena aku ingin mengabdi dan mengenal dunia mereka, eh, Tuhan memberikan pilihan lain-
"Kenapa aku malah pilih AN?"
-Jujur, kelas 3 SMA adalah masa rawan dan sulit untuk menentukan jurusan mana yg bakal dipilih. Begitu pun aku. Nggak tau menahu mengenai jurusan AN. Maka dari itu, penting yg namanya untuk tahu mengenai jurusan apa yg ingin kita ambil yg sesuai dgn minat dan bakat kita-

"Kenapa, harus mempertimbangkan masukan keluarga mengenai jurusan yang akan aku dipilih?"
-Keluarga besar dan orang tua lebih menyarankan untuk memilih AN yg mana dengan pertimbangan jangka panjang tentunya. Memang sih, sebenarnya semua keputusan ada di tanganku. Dan aku yg masih begitu polos dan 'manut'nya, hanya tau bahwa restu Allah SWT adalah restu orang tua. Dan mereka pun lebih tau daripada aku yg masih anak bau kencur. Akhirnya, aku pun memilih mengambil AN. Dengan selalu memanjatkan untuk ditunjukkan mana yg terbaik menurut-Nya-

"Kenapa juga, pada saat itu harus ada 2 pilihan?"
-Mungkin ini adalah suatu keberuntungan dan hasil usaha. Tak pernah terpikirkan sekali pun kalau aku dapat diterima di 2 jurusan (PG SLB dan AN, red) di universitas yg berbeda di waktu yg bersamaan. Yg semua merupakan pintu awal masa depanku dimulai. Di satu sisi, hatiku yang terdalam seperti terpanggil dan ingin mengenal lebih dekat dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Di lain sisi, restu Allah SWT adalah restu orang tua. Nggak mungkin kan orang tua menjerumuskan anaknya? Dan aku percaya, bahwa pilihan orang tua itu insya Allah baik-

Pertanyaan 'kenapa' tersebut selalu terngiang hingga detik ini. Semacam rasa penyesalan. Namun bukan itu. Aku hanya rindu dengan ketulusan, kebersamaan, kebahagiaan yang sering aku lihat dan terpancar dari wajah anak-anak berkebutuhan khusus itu. Dan aku lebih senang menyebutnya anak-anak pelangi. Berwarna-warni dan menyejukkan setiap orang yang memandangnya. Penuh dengan kejutan.

Sudahlah, tak baik merasa menyesal berkepanjangan. Jalani saja apa yg sudah menjadi pilihan kita di awal. Insya Allah, dengan usaha maksimal, berdoa, dan berserah diri. Kita akan menuai hasilnya. 

Cintai dengan sepenuh jiwa apa yg menjadi pilihanmu sekarang! 
Bertanggungjawablah atas pilihan yg telah km pilih :)
Di setiap pilihan yg kita ambil selalu ada sentuhan dari Sang Khalik untuk menuntun dan mendampingi kita tanpa merasa lelah.

Pilihan itu bukan untuk disesali, namun untuk dijalani dengan penuh cinta dan tanggungjawab! :)



Kamis, 15 Maret 2012

Dialog yang Nendang gilak!

Di ruangan dosen beberapa minggu yang lalu :

(Suasana hening. Hanya senyum yg terlontar)
(Bimbingan pun dimulai, bla bla bla)

KLIMAKS.... Jreng jreng

Papa    : Di rumah ada koneksi internet?
              [Pertanyaan gimana gitu]
Saya    : Enggak ada pak.
  [Sambil goyang geleng  *loh?*]
Papa    : Ya sudah mulai besok kalo ngerjain skripsi di perpus skripsi aja yg ada koneksinya
  [Ngomong sambil ngeliatin draft proposal saya]
Saya    : Hah? Kenapa pak?
  [Pertanyaan yg mengundang emosi jiwa memuncak]
Papa    : [Menghela nafas dan mimik wajah berubah geram]
Biar bisa mengakses data
 [Nada suara tegas dan mimik wajah serius]

(Suasana berjeda. Sumilir AC sepoi-sepoi. Hujan tik tik terdengar mengetuk jendela. H-o-r-r-o-r)

Saya    : Oh, mm, tapi pak…
  [Kalimat terhenti, mau membela diri ceritanya]
Papa    : Kamu kalo ngerjain dimana?
  [Pertanyaan yg terdengar biasa, namun…..]
Saya    : Di rumah, pak  
  [Dengan mimik muka polos]
Papa   : [Ekspresi kaget] Kalo di rumah itu banyak tidurnya. Iya nggak?
  [Komentar 'biasa' aja sih,  namun nendang!]
Saya    : Karena sepi dan tenang pak
  [Jurus ngeles beraksi namun mental!]
Papa   : Nggak percaya saya
  [Jawaban yg menohok!]
Saya    : [Kehilangan ide ngeles, diam, menahan emosi]
  [*Blukutuk-blukutuk*]
Papa   : Ya udah, besok ngerjain di perpus skripsi aja. Sambil baca-baca punya kakak angkatan
  [Mimik wajah lumer, aw! Senyum sedikit tersungging]
Saya    : Hah? [Sempet-sempetnya masang wajah kaget]. Iya, pak!
  [Senyum lega]
Papa   : Biar semangat ngerjain skripsi juga kan banyak temennya.
  [Eh, mimik wajahnya sumringah bok!]
Saya    : [di dalam hati berkata: temen pak? yg ada adik angkatan pak >.<]
Papa    : [Ngeliatin saya sambil senyum. Swiwiwiwi =)
Saya    : [Senyum seneng. Dosen paporit dah =D]

ket :
(Papa : Panggilan untuk sang dosen)   
(Saya : Mahasiswi yg berjuang untuk lulus ;p)         

Salah satu koreksi dari papa *penting ya?* *PENTING buat gueh ya >.<*

Jumat, 09 Maret 2012

Sepucuk Isi Hati untuk Sahabat


Rindu ini menggebu-gebu untuk kalian sahabatku =)
Ada satu ruang kosong yang sengaja ku isi untuk kalian
 Senyummu.. senangku
Sedihmu.. sedihku
Tawamu.. riangku 

Sahabat,
banyak warna yang telah kau torehkan 
banyak cerita yang dapat kita petik 
terlalu banyak kenangan yang kita lalui

Sahabat..
Entah mengapa,
Rinduku pada kalian semakin terasa,
Di saat kita telah berjalan ke arah mimpi masing-masing
Di saat masa depan sudah ada di hadapan kita

Sahabat,
Semoga kita masih diberi umur panjang untuk saling bercengkrama lagi
Semoga ada satu kesemptan kita dapat berkumpul, tertawa bersama lagi

Ya Allah,
Jagalah mereka selalu, lindungilah mereka selalu
amin

Sahabat,
Aku sayang kalian :*
Kalian tak tergantikan oleh apapun dan selalu ada di hati

I miss you

(aihh, nangis nulis ini. omaigod!)

Lilin itu kalian sahabatku  :)



LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...