Kamis, 12 Februari 2015

I'm the last minute

Punya sahabat sepantaran yang keempatnya sudah punya pasangan semua bahkan salah satu barusan menikah kemarin Desember dan salah satunya lagi bakal melepas masa lajang besok Maret itu agak nganu. Nganu banget deh. Nendang. Sebenernya biasa aja pada awalnya. Sangat menikmati kesendirian malahan. Tapi lama kelamaan jadi risih juga kalo ditanya tentang pasangan sama mereka meski ada yang blak-blak an satset batbet dan tidak tersirat. Tapi, cukup bikin mikir untuk hari ini.
.
What should i do? Menemukan pasangan itu nggak semudah menemukan senja di kota Yogya.
Dan membuka hati yang sudah lama tertutup dan terkunci itu nggak semudah membuka pintu rumah ya. Apalagi kuncinya udah dibuang jauh. Tukang kunci gak jamin deh bisa bikin duplikatnya.
Dan usia sekita-kita bukan patokan untuk segera melepas masa lajang, yaa..
*Meski aku sadar udah nggak remaja lagi*
.
Ya ya ya! Cukup aku jadi gong penutup aja ya, ladies. *Entah sama siapa nanti* *Dan kapan*
Well, thanks kalian sudah support dan selalu berdoa yang terbaik untukku. Amin. Amin.
Makasiiiiih banyak ya. Ketjup satu-satu dari Borneo ❤
Miss you already ❤

Rabu, 11 Februari 2015

Mantan adalah tinja.

Hari ini, Rabu, berseliweran poster Festival Melupakan Mantan di jejaring sosial. Di path maupun di grup wasap. Mereka bergentayangan dengan judul -Festival Melupakan Mantan-. Dar dar darrrr!
*Hayooo yang pada punya mantan tunjuk kepala! Haha*
..
Ya pertama ngebaca geli juga. Ada-ada aja bikin festival beginian. Selo, broh! Mantan mantan, kasihannya, udah jadi mantan diomongin lagi haha..
..
Sejujurnya ada perasaan lega, ya meski sedikit penasaran berkelebat.
Mantan? Kayak apa sih?
Kenapa bisa timbul mantan? Mantan itu sejenis jerawat kah? Yang kalo wajah kita kena debu atau polusi bisa jadi mantan?
Atau mantan itu sejenis coklat yang kalau ditaroh di bawah sinar matahari meleleh dan jadi mantan?
Atau kayak makanan yang masuk ke dalam perut melalui mulut, tenggorokan, lambung terus diolah sama usus dan berakhir menjadi tinja. He em, itu mantan? Kayak gitu?
..
Ada perasaan penasaran yang teramat dalam sama yang namanya mantan. Ada rasa ingin mencoba, tapi ogah ya berakhir jadi mantan. Pait pait pait.
..
Prosesnya pun pasti kayak tinja. Pertamanya kepingin coba suatu makanan karena enak atau kata orang sedap, setelah sampai di mulut dikunyah pelan kalau keburu-buru bisa kesedak dan kadang muntah. Belum lagi di dalam perut, yakalik di jalan tol perjalanannya mulus tanpa hambatan. Nah ini, masih syukur tanpa sakit perut dan mules. Kalau pakek? Wuh bujubuneng, bisa berhari-hari sembuhnya bahkan trauma dan kapok sampai seumur hidup. Yang ini mah nanti judulnya berawal dari suka berakhir benci.
Kalo yang beruntung ya bakal jadi mantan terindah, masih bisa berteman selamanya.
..
Yaelah, mak, da aku mah apa tuh, seumur-umur belom punya yang namanya mantan. Dan nggak minta ((pait pait)) serta nggak mau. Seruan pacaran setelah menikah aja, ahahahai. Dikata cupu? Biarin aja.
Toh, punya mantan atau nggak itu pilihan kok. Dan aku memilih menjadi single fighter sampai waktu yang belum ditentukan. Karna syarat dan ketentuan berlaku *apasih ini, lu pikir beli paket internet*
.
.
.
Selamat sore para manusia yang sedang menanti ❤
Karena menanti itu butuh seni ❤

NB : maaf sedikit vulgar. Karena yg vulgar itu yang emang vulgar hehe..

The King of Dreams

Ketika kamu didoakan dengan sebuah doa baik oleh orang-orang terkasih.
Apa kamu bahagia? Sure! Tentu bahagia sekali. Ternyata masih banyak orang-orang yang sayang dan peduli.
Apalagi isi doa tersebut untuk segera didekatkan dan dipertemukan dengan seorang teman hidup. Hmm, tentu segera diaminkan.
.
Tapi, Tuhan, boleh aku jujur?
Semakin banyak orang-orang yang berdoa tentang satu hal itu. Aku menjadi semakin ragu dan merasa takut untuk membuka. Entahlah.. Entah.. Semoga bukan karena sudah terbiasa sendiri sepanjang usia. Bukan hanya karena hal itu saja. Tapi, there's something.
.
Dan Tuhan, aku juga tahu usiaku sudah seperempat abad. Sudah tidak remaja lagi. Aku sadar itu. Sangat sadar.
.
Namun Tuhan,
Aku hanya ingin semuanya indah pada waktunya tanpa paksaan dan tanpa rekayasa.
Biarkan semua prosesnya berjalan alami dan yang terbaik akan datang di saat yang tepat. Aku tak ingin memaksakan jalan cerita untuk segera tayang. Karena aku bukan pemain sinetron yang dikejar jam tayang untuk disiarkan setiap hari di televisi. I just wanna be natural.
.
Actually..
Tuhan, ijinkan aku untuk menggapai mimpi-mimpi itu di tahun ini. Aku ingin melanjutkan pendidikan tahap selanjutnya, amin.. Dan diterima bekerja di perusahaan swasta idaman, amin.. Serta memberi sebuah hadiah untuk bapak ibuk, amin..
.
Good nite ❤

Kamis, 05 Februari 2015

Dear bapak ❤

Malam ini hujan dan mati lampu. Perpaduan yang tepat untuk sebuah perjalanan menuju alam mimpi. Tidur. Pun dua temanku sudah tertidur pulas. Sedangkan aku, masih gelebak gelebuk kanan kiri. Padahal seharian tadi full kegiatan sampai sore. Aku mah kenapa ini?
Hingga akhirnya adik perempuanku mengwasapku dengan ceritanya di tempat kerjanya yang baru. Tumben curhatnya panjang dan terlihat serius. Biasanya sepotong-sepotong terus ngilang ditinggal dia tidur. Dua kata kalo si adek terakhir ini bercerita, kocak dan lucu. Entahlah, setiap aku mendapat cerita tentang semua printilan di tempat kerja adikku ini, aku selalu tertawa riang. Padahal mungkin adikku di seberang sana sedang sebal dan jengkel dengan apa yang dialaminya hari ini.
Namun bagiku, cerita adikku selalu memiliki ruang tersendiri di hati. Selalu lucu terasa dan konyol.
Dan malam ini tumben sekali kami bercerita tentang bapak dari yang cerita cukup kami saja yang tahu dan sisi positif dari bapak. Bagi kami bapak itu unik dan lain daripada yang lain dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Because nobody's perfect, to be honest. Bapak meskipun bersikap begitu keras kepada kami anak-anaknya. Honestly, setelah aku merantau seperti ini. Nasehat-nasehatnya yang dulu ketika kami masih seatap begitu awkward dan memekakkan telinga. Kini sangat berguna. Dari hal kecil dalam rumah tangga seperti :
"Jadi anak wedhok (perempuan) harus rajin ngebersihin wc." dengan nada galak bapak. Honestly, dulu jijik banget kalo harus pegang sikat wc. Nah sekarang merantau? Masa iya mau nimbun sarang penyakit? Iyuh.
"Kalo rumah kotor disapu." Padahal juga udah disapu. Mungkin bapak pake kacamata yang ada sensor debu, setitik langsung terdeteksi.
"Itu mbok motornya dicuciin biar bersih. Diganti oli." Bapak emang pembersih, motornya aja selalu kinclong begitu. Ganti oli pun rutin. Byuh..
"Jadi anak wedhok harus bangun pagi. Perawan kok bangunnya siang." Kan itu hari libur, pak, saatnya mbangkong.
"Itu halaman depan dan belakang mbok disapu." Duh, pak, ada yang lain? Sebenernya ada benernya juga bapak waktu dulu ngajarin nyapu-nyapu karena kalo kotor kita sendiri yang malu pas ada tamu. Dan seenggaknya seneng rumah jadi bersih.
"Itu rumputnya udah panjang. Mbok dipotongi." Kyaaa, pak, nggak sempat. Hehe.. Bener juga lhoh kata bapak. Karena rumput yang panjang tempat bersarangnya eek kucing dan baunya astaga.
.
Itu baru sekelumit omelan-omelan bapak tentang rumah tangga -baru-rumah-tangga- belum tentang -kejamnya-kehidupan-.
Meskipun baru sekelumit, cara mengomelnya bapak berbanding terbalik dengan ibuk. Bedanya terletak pada mimik wajah dan intonansi suara. Bapak kalo ngomel mimik wajahnya bagai monster. Itu menakutkan dan kesannya jahat. Suaranya pun melengking. Tapi kalo ibuk, mimik wajah masih ada unsur snow whitenya, nenangin. Suaranya pun tegas tapi lembut.
.
Tapi biarpun bapak ku begitu, aku bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan karena bapak yang pengomel mengajarkanku banyak hal tentang rumah tangga untuk bekal merantau. Kebersihan pangkal sehat.
.
Tuhan, ijinkan aku untuk belajar berdamai dengan masa lalu. Mungkin waktu dulu maksud bapak baik dengan cara galaknya.
.
Thank you bapak ❤
Sehat sehat terus ya, pak, di rumah, karena kami masih butuh omelan-omelan dahsyat dari bapak.
I love you bapak ❤
I love you ibuk ❤
Sehat sehat terus ya, buk, di rumah, biar bisa ngimbangin omelan bapak.

Rabu, 04 Februari 2015

Wanna go home

I wanna go home.
Aku ingin pulang.
Mau pulang banget.
God, take me out from here.
God, save my life.
God, i wanna go home right now.

I feel like stay with big monster and aliens.

Too many monsters, alien and people whose two face.

God..
.
.
.

.
.
.
.
:'(

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...