Jumat, 25 Januari 2013

KOOBOOOK


~KOra-kOra maBOOOK~




   Kemarin Kamis (24/1/13) hari yang melelahkan, super sekali deh! Udah siangnya kehujanan. Muter-muterin kampus biru, bolak balik mencari si bocah dan bapaknya di tengah derasnya hujan. Haha, but seru abis. Keseruan pun nggak berhenti di situ darl.
Woaaap. Di sore hari, seorang sahabat sebut namanya Dilla (bukan nama sebenarnya) ngajakin hunting tempat nongki2 yang comfort banget buat talk more with sohib atau sekedar nyobain makanan di sana, hihi. After nongki-nongki @aniayya saya mengajak sohib saya tadi menuju TKP yang kedua. 


TARAAA! Sekaten. Sekaten. Horee.. Horee (lompat-lompat ala dedek Dora hihi). Jujur yaa, tujuan utama ke sekaten adalah ingin naik yang namanya KOra-kOra. Well, menurut saya, kora-kora adalah sebuah kapal yang terbangnya di udara serta bergelantungan di udara dengan disangga pake tiang besi. Dan ini pun beda dari kapal-kapal yang biasanya ada di lautan guys. Satu lagi, kora-kora ini gila, nyebelin, ngeselin abis *sigh* . Kekuatannya melebihi terpaan angin ribut yang mengguncang ketika kita lagi naik motor. 
Kora-kora.

    Setelah selesai beli tiket di loket, saya dan Dilla masih terlihat ketawa-ketiwi gembira menaiki anak tangga menuju 'kapal badai'. Karena tempat duduk yang kosong ada di tengah. Kami pun langsung duduk. Happ! Tawa-tiwi masih terkembang dengan riangnya di wajah saya yang notabene ini adalah FIRST TIME naik kora-kora sodara-sodari. Sempet ngeliat ke bawah dan WOW, pemandangannya bagus, lampunya warna-warni. Dan setelah beberapa menit kemudian tak ada tanda-tanda bertambahnya penumpang, petugas yang ada di atas memberi kode pada petugas yang bertugas menyalakan mesin.

1.. 2.. 3.. ronde pertama, saya begitu menikmati sekali setiap gerakan kora-kora yang meliuk-liuk kan tubuh saya. Goyangannya masih taraf santai buat menikmati pemandangan. Dan kedua mata saya pun masih melek. Ronde pertama : aman.

   Ronde kedua, saya merasa gerakan si kora-kora mabok ini semakin cepat, ya! Goyangannya semakin menakutkan but masih aman dan lah. Lalu apa yang terjadi guys? Secara spontan saya teriak-teriak kayak orang gila *tutup wajah*. Tiap ditarik ke atas dan dihempaskan ke dasar bumi, saya teriak kenceng banget *aaaaa! uwaaaa!*. Reflek banget lah. Sampe tekanan angin masuk ke mulut saya yang menganga besar. Oke fine, ronde kedua : masih aman terkendali.

   Ronde klimaks, tanda-tanda semakin 3X menakutkan terasa dengan ngerinya. Sendi-sendi tulang saya rasanya mau copot. Leher saya meliuk-liuk dengan ritme yang cepat. Tubuh beserta perut terasa ikut meliuk dan terhuyung-huyung dengan kejamnya. Badan pun tertarik, terhempas selama kira-kira 15 menit. Dan teriakan histeris yang tadi pertanda begitu menikmati di ronde kedua berubah menjadi tangisan dan jeritan. YAP! Saya nangis dan mengeluarkan air mata di atas kora-kora yang semakin tinggi saja tarikannya *tutup wajah*. Beneran deh, di ronde ketiga ini, saya cuman bisa merem. Dan posisi kita jadi semakin dekat dengan langit. Rasa-rasanya kalo bisa rekuest ke petugasnya, saya mau diturunin di langit aja *eh*. 

    Well, dalam situasi ronde ketiga yang semakin menakutkan plus menyeramkan ini, mbak-mbak di depan saya teriak begini, "Maaaaas, udah maaaas! Maaaas, udah maaaas!" Dalam keadaan kora-kora yang semakin menyeramkan ini, meliuk-liuk nyebelin, seenaknya ngehempasin narik ngehempasin lagi *cukup kora-kora aja yang boleh narik ngehempasin saya gitu, tapi nggak buat hati #eh*. Dan entah kenapa, dalam keadaan menakutkan dan wajah saya yang tak berbentuk, saya masih bisa berpikir dan mencerna teriakan si mbak-mbak depan saya -mana bisa seenaknya berhenti? emang bis yang bisa turun sewaktu-waktu?-. Setelah beberapa menit bisa mikir, otak saya semakin kabur dengan hempasan yang gak beraturan menyakitkan itu #ops. Lalu, saya pun ikutan teriak, "Maaaaaaas, udaaaah maaaas! Massss, udah massss!" dan sepertinya teriakan saya paling keras, kan siapa tau si petugas di bawah bosan dan ingin muntah ngedengerin teriakan fals saya lalu nurunin volume si kora-kora. 

sumber : google. (Nggak sempet foto-foto saking mabooknya -,,-

   Tapi apa?? Tarikan dan hempasan si kora-kora semakin kenceng! "AAAAAAAA! Maaaasss, udaaah massss!" Saya, Dilla, dan mbak-mbak di depan saya berteriak lebih kencang dan saling bergantian biar si petugas cepet-cepet nurunin volume. Teriakan-teriakan ala Trio Macan pun menggelegar membahana. Dan (mungkin) si petugas sudah muak dengan teriakan fals kami, akhirnya kora-kora pun berhenti perlahan-lahan. 

   Alhamdulillaaaaah. Mata saya pun perlahan-lahan terbuka dan menenangkan diri sambil melihat-lihat. Dan ada apa sodara-sodari? Banyak orang berkerumun di bawah kora-kora kami!! Mereka menatap kami dengan keheranan. Apa karena teriakan Trio Macan kami yang membuat mereka berkumpul? ACK! Malu saya! Mana dua orang di depan seberang kami malah ketawa-ketawi melihat ke arah kami berempat. ISH! Tambah malu saya! *Ngumpet di bawah pohon lombok*.

   Turun dari kora-kora seluruh badan saya lunglai, mual, dan pusing nggak ketulungan. Rasa-rasanya mau pingsan saat itu juga. Kora-kora mabooook!!
Sesampainya di rumah, kerokan adalah obat mujarab :')

*YA! Dan untuk yang pertama dan terakhir kalinya, saya mendeklarasikan diri bahwa tak akan naik kora-kora lagi. Sekian. Terimakasih.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...