Senin, 22 November 2010

More vases incoming! Current streak : 38

More vases incoming. Current streak : 38. Itulah kalimat yang muncul di akhir permainan zombie versus plants pada pilihan ‘puzzle’ menu ‘vasebreaker endless’ yang berarti pot bunga penghancur yang tidak berakhir. Yihaaa :D!! Levelku sudah mencapai 38. Senaaang.. Haha! Benar-benar aku sudah kecanduan game yang menurutku sih konyol banget. Tapi tetap, aku suka banget :p! Like this! Plants versus zombies a.k.a tanaman melawan mayat hidup (Menurut kamus inggris Indonesia, wkwk ;p), merupakan permainan yang sangat sangat menyita waktu dan memacu adrenalin kita untuk mengalahkan para zombie (Haha! Pelampiasan emosi yang positif menurutku, kalo kita sedang marah dengan seseorang, sebel dengan orang, pingin teriak tapi gak bisa). Nah, dengan adanya plants vs zombies, akuuuu bisa bebasss menghempaskan emosi negatifku. Huff.
Setiap aku akan membuka laptop merah dengan niat mengerjakan skripsi. Tiba-tiba saja tangan ini berubah haluan dengan membuka folder ‘maen game’ terus klik ‘plants vs zombies’ tanpa kenal waktu. Selalu saja keluar kalimat dari mulutku, “Bentaran ah, nge-game dulu. 2 kali mati langsung ngetik.” Begitu seterusnya hingga berjam-jam dan akhirnya jam pun menunjukkan pukul 00.00. Benar-benar jadi kelabakan setengah mati dibuatnya. Pasalnya Microsoft word dengan lembaran baru belum tergores sepatah kata pun. (Hadududuuuh.. >.< mati aku!).
Vase breaker endless diibaratkan arena pertarungan untuk melawan musuh yang begitu jahat. Terdiri dari tanam-tanaman yang beraneka ragam, diantaranya adalah squash, tanaman yang bentuknya jelek menyerupai terong raksasa tapi kekuatannya begitu dahsyat. Nginjek zombie langsung binasa (wkwk :D), ada lagi yang bentuknya lucu, satu akar ada 3 kepala dialah threepeater, dari moncongnya bisa keluar peluru langsung 3 dengan kepala bergoyang kemana-mana (hihihi). Kalo pas lagi bingung dan butuh penerangan hati (Hiyaak bahasanya gak banget! :p) plantern siap membantu, dengan cahayanya yang cukup terang, lumayanlah kita bisa tahu dimana raksasa berada meski tak bisa menjangkau seluruh arena. Selain itu ada potato mine, bentuknya mirip bom TNT yang dengan hitungan detik bom ini meledak, kalo diinjek langsung berbunyi ‘spudow’! Bruuuuk, langsung mati si zombie (haha). Banyaaaak banget macemnya si tanam-tanaman ini. Wall nut si kacang. Sun flower sang matahari pemberi sinar. Snow pea si kacang polong berwarna biru yang ngebuat zombie berjalan lambat. Ada juga peashooter adeknya repeater. Tak kalah punya pasukan zombie siap bertarung dengan para anggotanya, yaitu bucket head zombie, zombie berkepala ember besi yang kuat, terus jack-in-the-box zombie, zombie yang menyerupai badut membawa kotak hadiah yang kalo meledak meluluhlantahkan tanaman yang udah ditanam (huhuuu!), ini dia sang penguasa arena, gargantuar! Benar-benar mengerikan bentuknya dengan membawa senjata tiang listrik lah, tiang penunjuk jalan, bahkan manusia pun menjadi senjatanya (haha!) dan yang paling konyol, si gargantuar ini menggendong anak yang bernama imp (So sweet banget nih bapak raksasa, hihi).
Hahhh, benar-benar gila aku dibuatnya. Sampai suatu ketika, seharian full tersihir dengan bermain plants vs zombies. (Tidak!! Skripsiku terabaiakan dan tak kuanggap! Maafkan aku kekasihku, forgive me please!)

Sabtu, 20 November 2010

Duasar labil ;p hehehe


“Duasar labil ;p hehehe”, begitulah ungkapan yang dilontarkan oleh si mbak yang mirip Marshanda ini kepada diriku. Jujur saja, emosiku langsung naiiiik 100°c >.< pasalnya aku sangat tak suka dikatakan seperti itu, karna bagiku mungkin menurut sebagian kalian juga berpikiran bahwa ‘labil dan galau’ identik dengan anak SMA, haha! Istilah keren anak gahol jaman sekarang sih ABABIL a.k.a anak baru labil gitu deh! Ada-ada saja istilah anak gahol jaman yang serba modern ini, ckckck. (Dan berarti waktu aku dan kalian yang sudah pernah melewati masa SMA dulu juga PERNAH mendapat label labil dan galau pada diri kita, hehehe ;p).
Setelah ku confirm kepada si mbak sebut saja miss kuning ini ternyata dia memiliki alasan tersendiri tentang kata ‘labil’ tadi kepada diriku. Hmm.. Ternyata dan ternyata, dia sangat memerhatikan detail setiap keputusan yang ku ambil (Jadi malu karna ternyata aku masih (agak) childish ;p).
Dari masalah pertama, ketika aku memutuskan untuk berhenti parttime di sebuah toko parfum di Jogja dengan alasan waktu untuk skripsi dan berkegiatan di luar jadi berkurang bahkan tak ada (Hehe, padahal malas menjadi salah satu faktor mengerjakan skripsi juga ^^v). Dan ketika aku berkonsultasi dengan pakarnya si mbak ini, dia mengatakan bahwa, “Ya itu salah satu latihan untuk belajar membagi waktu antara kerja dan skripsi, katanya mau jadi dewasa?” (Heihhh, ingeeeet aja si mbak ini tentang salah satu alasanku untuk parttime adalah melatih jadi perempuan dewasa, hihihi jadi tambah maluu =”). Daaaan akhirnya aku membulatkan tekad untuk tetap keluar dari kerjaanku tadi dengan sisipan nasehat dari miss kuning, “Yang penting yakin dengan keputusan yang diambil :)
            Pelajaran pertama yang dapat kuambil dan kubenarkan dari ungkapan ‘labil’ itu adalah bahwa aku terlalu terburu-buru alias berpikir pendek dalam mengambil keputusan tanpa memikirkan jauh kedepannya dan efek lain yang ditimbulkan setelah suatu pilihan kita ambil. Hmmm, yayaya J..
Kembali lagi ke masalah kedua, akhir-akhir ini aku masih tetap saja gencar mencari PARTTIME! (Haaah! benar-benar aku merindukan kata itu J) dan akupun menghubungi miss kuning ini kesekian kalinya untuk bertanya tentang tanggapan dia mengenai lowongan parttime di salah satu tempat di Jogja (lagi). (Haha! Mungkin si mbak ini sudah bosan sekali mendengar kata parttime keluar dari mulutku ;D ntar ujung-ujungnya keluar (lagi) hehe ;p).
Dan si mbak ini membalas pesan singkatku, “Ya ampun, masih niat parttime rupanya. Bla, bla bla.” (begitulah inti smsnya).
Lalu kujawab, “Mumpung masih jadi mahasiswa, mbak. Hehe.”
Daaaaan ungkapan ‘Duasar labil ;p hehehe’ keluar dari si mbak ini.
Seperti yang telah ku cuplik pada kalimat di atas, akupun rada tak suka dan kujawab, “Paling gak suka kalo dikatain labil >.<. Labil=anak SMA, hehe.” Begitu ungkapan yang ku lontarkan.
Dan si mbak ini membalas sms aku dengan, “Gak harus anak SMA yang labil. Anak SMA juga bisa sebaliknya, hoho. Maaf ya kalo gak suka, sabar ya, dan buktikan kalo aku salah ;).” Hmm, ada benarnya juga sih kata miss kuning, anak SMA jaman sekarang tak sedikit, ada juga yang udah pada dewasa. Mungkin pengaruh lingkungan sekitar dan pergaulan pikirku. Hmm.
Jlebbb..! Jlebbb..! Duaaar..!    Kalimat terakhir begitu mengena, “Buktikan kalo aku salah ;)” Akupun jadi tambah tambah maluuu J dan menatap pada diri sendiri serta bertanya dalam hati. (Apa iya sih?? Harus berubah dong \(^_^)/ !!! Mungkin memang benar sih bahwa aku masih begitu labil dan begitu naΓ―f untuk mengakuinya dalam hal memutuskan pilihan mengenai parttime ini saja! Belum dalam hal yang lain, pikirku, hmm).
Menurutku, labil merupakan proses pendewasaan diri kok! Tanpa si labil kita gak tau mana itu benar, kurang tepat, dan salah J dan dengan si labil pun kita jadi bisa belajar mengenai proses kehidupan J. Dan memang benar adanya bahwa untuk menjadi perempuan dewasa seutuhnya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, karena kita diharuskan melewati proses tahapan kehidupan yang dipenuhi dengan batu-batu rintangan yang jumlahnya tak hanya satu bahkan bisa lebih, hmmm, dan disitulah guna dari batu-batu tersebut, “Apakah kita mampu melewatinya dengan berjuang keras sekuat kemampuan atau menyerah begitu saja dan pasrah kepada keadaan?”. Hmmm.. semua pilihan itu ada di tangan kita J.
Diam tak bergerak bak gerobak sampah yang menunggu di buang ke tong sampah atau bergerak seperti bintang yang memiliki tujuan. J J

** Thank you so much to my sister, Miss Kuning, for the advice
(beruntung sekali ketemu mbak I hoho muah muah :*)
ini foto aku sama miss kuning.. ini foto terbaruu.. hohoh

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...