Rabu, 11 Februari 2015

Mantan adalah tinja.

Hari ini, Rabu, berseliweran poster Festival Melupakan Mantan di jejaring sosial. Di path maupun di grup wasap. Mereka bergentayangan dengan judul -Festival Melupakan Mantan-. Dar dar darrrr!
*Hayooo yang pada punya mantan tunjuk kepala! Haha*
..
Ya pertama ngebaca geli juga. Ada-ada aja bikin festival beginian. Selo, broh! Mantan mantan, kasihannya, udah jadi mantan diomongin lagi haha..
..
Sejujurnya ada perasaan lega, ya meski sedikit penasaran berkelebat.
Mantan? Kayak apa sih?
Kenapa bisa timbul mantan? Mantan itu sejenis jerawat kah? Yang kalo wajah kita kena debu atau polusi bisa jadi mantan?
Atau mantan itu sejenis coklat yang kalau ditaroh di bawah sinar matahari meleleh dan jadi mantan?
Atau kayak makanan yang masuk ke dalam perut melalui mulut, tenggorokan, lambung terus diolah sama usus dan berakhir menjadi tinja. He em, itu mantan? Kayak gitu?
..
Ada perasaan penasaran yang teramat dalam sama yang namanya mantan. Ada rasa ingin mencoba, tapi ogah ya berakhir jadi mantan. Pait pait pait.
..
Prosesnya pun pasti kayak tinja. Pertamanya kepingin coba suatu makanan karena enak atau kata orang sedap, setelah sampai di mulut dikunyah pelan kalau keburu-buru bisa kesedak dan kadang muntah. Belum lagi di dalam perut, yakalik di jalan tol perjalanannya mulus tanpa hambatan. Nah ini, masih syukur tanpa sakit perut dan mules. Kalau pakek? Wuh bujubuneng, bisa berhari-hari sembuhnya bahkan trauma dan kapok sampai seumur hidup. Yang ini mah nanti judulnya berawal dari suka berakhir benci.
Kalo yang beruntung ya bakal jadi mantan terindah, masih bisa berteman selamanya.
..
Yaelah, mak, da aku mah apa tuh, seumur-umur belom punya yang namanya mantan. Dan nggak minta ((pait pait)) serta nggak mau. Seruan pacaran setelah menikah aja, ahahahai. Dikata cupu? Biarin aja.
Toh, punya mantan atau nggak itu pilihan kok. Dan aku memilih menjadi single fighter sampai waktu yang belum ditentukan. Karna syarat dan ketentuan berlaku *apasih ini, lu pikir beli paket internet*
.
.
.
Selamat sore para manusia yang sedang menanti ❤
Karena menanti itu butuh seni ❤

NB : maaf sedikit vulgar. Karena yg vulgar itu yang emang vulgar hehe..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Waiting for your comment, guys! Thankyou so much :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...