Rabu, 06 Juli 2011

LEARN FROM EVERYBODY LEARN FROM EVERYTHING

L
EARN FROM EVERYBODY
EARN FROM EVERYTHING

Sore hari di hari Sabtu yang hujan lebat ini (Lupa tanggal berapa, yang jelas di bulan Mei). Aku menyaut koran pinjaman yang dipinjam bapak dari tetangga depan rumah. Ku baca semua kolom yang menarik. Dari kolom politik, ekonomi, hukum, dan HAM. Entah mengapa, aku jarang sekali bahkan tak pernah yang namanya membaca kolom olahraga. I’m not interested anymore. Dan akupun melewatinya hingga aku menemukan kolom diantara puluhan baris iklan yang terpampang. Kolom motivasi diri yang ditulis oleh Rene Suhardono – careercoach. Yeay! Itu yang kubaca. Dan di bawah ini ada cuplikan kolom  yang bener-bener oke punya untuk kita tahu dan pahami. Learn from everybody, learn from everything. Belajar dari setiap orang, belajar dari segala sesuatu. ^^ cekidot ya!
People may be uneducated but they are not stupid. Orang bodoh selalu berpikir dirinya pandai dan sebaliknya, orang pandai selalu berpikir dirinya tidak akan pernah tahu segalanya. Bagi suku pedalaman, pilihan untuk hidup menyatu dengan alam memang jauh dari kemudahan yang ditawarkan kehidupan modern. Namun, bisa jadi mereka paling paham bisikan lembut dari pohon, binatang, dan alam. Apakah masih bisa berpikir mereka bodoh?
Never confuse knowledge with common sense. Sir Ken Robinson, seorang pendidik revolusioner mengemukakan fakta bahwa 98 persen anak lahir dengan kemampuan “divergent thinking”- kebiasaan untuk menghasilkan banyak (ratusan) alternative solusi untuk setiap masalah. Coba bandingkan dengan sebagian besar orangtua yang meyakini hanya ada satu solusi untuk setiap masalah. Pertanyaannya : siapa yang harus belajar pada siapa?
Knowledge comes, but widom lingers. Belajar kapan pun, belajar dari siapa pun, belajar dari apa pun mutlak diperlukan dalam proses bertransisi dari pengetahuan menuju pemahaman dan akhirnya, kepedulian. Apakah anda sudah memulai proses ini?
Uang, harta, dan jabatan  bisa hilang, tetapi apa pun yang ada diantara kedua telinga sepenuhnya milik sendiri. Kalaupun segalanya harus hilang, segalanya bisa kembali didapatkan dengan ilmu, nalar, dan kepedulian.
“What you know is power – the more you know, the more you know, the more powerful you become.” (Tamdiu discendum est, quamdiu vivas.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Waiting for your comment, guys! Thankyou so much :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...