Sabtu, 09 Juli 2011

Kejutan Tak Terduga : Guling-guling :D


Kejutan Tak Terduga : Guling-guling :D
(26 Mei 2011)

Siang itu aku berniat untuk nebeng bimbingan sama Mbak Hanik. Ku persiapkan segala sesuatunya dari print out proposal dan mental, hehehe. Cukup lama aku dan Mbak Hanik menunggu papa selesai mengajar. Dan akhirnya beberapa menit kemudian, papa pun selesai mengajar mahasiswa S2-nya. Beliau berjalan menghampiri kami yang saat itu sedang duduk di ruang tunggu ‘bedah’ dengan senyuman khas papa (beneran deh, ruang tunggunya dosen tuh ya berasa kayak ngantri di dokter bedah, dingin, horror, dan scared, awkward >.<). Eh tak kirain kemampiran papa nyuruh kami buat masuk ruangannya, ternyata beliau menghampiri kami untuk pamit sholat duhur dulu. Yaudin deh, monggoooo pak. Shok atuuuuh, wkwkwk.
Beberapa menit kami menunggu. Akhirnya papa muncul dengan kemeja batiknya yang berwarna coklat berhiaskan jam tangan hitam sporty miliknya. Hehehe. (selalu hafal, hoho, kalo pas lagi make kemeja formal, pasti pake jam tangan formalnya yang warnanya silver, trus kalo pas lagi make batik atau kemeja semi formal, pasti jam tangannya hitam sporty gitu :p). Setelah sampai di depan kami. Tiba-tiba saja beliau menegurku sambil menunjuk tepat di wajahku.
Papa   : “Kamu kan yang kemarin janjian buat jadwal seminar ya?”
Aku mendengar kata “seminar” langsung kaget dan jantung hampir keluar seketika. “Hah? Saya pak? Enggak pak. Seminar apa ya pak?” Aku bertanya balik untuk memastikan semua yang aku dengar hanya kabar angin salah dengar dengan wajah kaget khasku yang gak banget >.<.
Papa   : “Iya, kamu kan kemarin yang mau seminar,” jawab papa dan beliau pun malah jadi ikutan kaget dengan mimic mukaku yang tersontak kaget.
Aku     : “Enggak kok pak. Saya gak janji bikin jadwal. Lha ini proposal saya saja masih di sini,” kataku sambil menunjuk bundelan proposal milikku yang ku letakkan di meja dan memastikan kalo orang yang dimaksud papa tidak keliru. Maklum, banyak wajah yang menyerupaiku, duhduhduh -.-“
Papa   : “Lha iya kan, kamu yang kemarin saya suruh bikin sistematika pembahasan terus setelah itu diseminarkan. Sekarang udah jadi kan?” kata papa dengan wajah meyakinkanku.
Jegleeeek. Glodak. Aww!! “Iya pak, kemarin saya disuruh bikin itu. Sekarang sudah jadi. Tapi pak, masa saya udah seminar?” tanyaku tak percaya dengan wajah bingung dan gak karuan sambil terus berpikir cepat. Aneh tuh dosen pembimbingku, tiba-tiba aja nyuruh aku seminar proposal. Ya jelas gak percaya dan kaget setengah mati lah. Lagian kakak angkatanku pernah bilang kalo papa itu termasuk lama, kakak ku aja baru seminar setelah 15 kali bimbingan setelah itu di acc seminar coba.
Papa pun sambil tersenyum dan beranjak duduk diantara kami sambil berkata padaku lagi, “Yaudah mana proposalnya sini, saya acc seminar, setelah itu diserahkan ke Mbak Yuli ya.”
Aku     : “Oh iya pak. Ini pak,” jawabku sambil menyerahkan proposal dengan wajah melongo kayak keledai.
Papapun menerima proposalku dan berucap sambil menatapku dengan tersenyum manis, “Kamu bimbingan sama saya udah hampir 2 semester kan? Itu termasuk lama. Sudah segera saja.”
Aku     :  “Iya p..ak. Hehe,” kataku sambil meringis malu.
Papa   : “Ya makanya segera diseminarkan ya,” ucap papa sambil menandatangani proposalku lalu menyerahkannya kembali padaku.
Aku yang saat itu duduk bersebelahan dengan Mbak Hanik hanya berpandangan dengan perasaan gak karuan. Ini bapak dosen gimana sih, aku kan masih pingin bimbingan, masih pingin diceramahi, masih kangeeen semuanya pokoknya, eeeh malah disuruh seminar. Tapi dudul deh kalo nolak buat seminar. Seminar kan berarti semakin dekat dengan kelulusan. Hehehe. Serba salaaaah. Sedih. Seneng. Speechless. Gembira. Ahhh nano nano deh :D
          Setelah papa selesai mengurusku, beliau berganti mengurus anak bimbingannya yang lain. Dan tiba giliran Mbak Hanik, akupun mengikuti mereka dari belakang untuk memastikan semua itu nyata dan tak ada kekeliruan.
Aku : “Permisi pak.” Tanpa babibu aku langsung nerocos sebelum dipersilakan papa bicara. “Pak, tapi proposal saya kan belum ada judulnya?” Aku sebel gimana gitu sama papa. Masa iya ngumpul ke Mbak Yuli tanpa judul?!? Bakalan jadi heboh deh kayaknya >.<.
Papa : “Ya judulnya dibikin seadanya dulu aja. Nanti setelah seminar kan masih bisa berubah. Sekarang proposal kamu kasih ke Mbak Yuli ya,” ucapnya dengan santai dan tersenyum.
Aku : “Iya pak, terimakasih,” jawabku lirih.
          Akupun memutuskan keluar dari ruangan papa dengan gontai dan lemah tak berdaya untuk menuju ruang jurusan agar segera mendapat dosen penguji.
Aaaaaa, huuuuuuuuuu… rasanya pingin teriaaaak kenceng terus nangis sejadi-jadinya T.T saat itu juga. Kenapa coba pas aku aja enggak mau bantu. Tapi proposal 2 temanku mauuuu ngoreksiin. Padahal aku berharap papa mau ngoreksi punyaku. Apa salahkuuuuu coba?!?!?! Sediiiiih. Ngerasa gak terima gimana gitu. Huhuhuhu. Jadi mikir kalo papa marah atau apalah itu sama aku. Tapi jadi kepikiran sama sesuatu “itu”, hehehe, mungkin aja sih, hehe, ya gak papalah.
Tapi ya sudahlah, ini udah jalan dari yang di Atas untuk aku segera seminar dan penelitian kali ya. Dan hal ini membuatku yakin, bahwa Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan jika hambanya sudah siap dan mampu untuk menerima itu semua dengan segala baik buruknya. Seperti seminar proposal ini. Dan ini berarti, aku memang sudah siap untuk melakukan seminar yang kata temen-temen kalo udah ngelewatin tahap ini leganyaaa minta ampuuun deh, tapi tapiiiii aku masih merasa kurang percaya diri dengan kemampuanku. Like a dream gitu deh. Bismillah. Semoga lancar, dimudahkan oleh-Nya. Amiiin ya Rabbal Alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Waiting for your comment, guys! Thankyou so much :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...