Sabtu, 20 November 2010

Duasar labil ;p hehehe


“Duasar labil ;p hehehe”, begitulah ungkapan yang dilontarkan oleh si mbak yang mirip Marshanda ini kepada diriku. Jujur saja, emosiku langsung naiiiik 100°c >.< pasalnya aku sangat tak suka dikatakan seperti itu, karna bagiku mungkin menurut sebagian kalian juga berpikiran bahwa ‘labil dan galau’ identik dengan anak SMA, haha! Istilah keren anak gahol jaman sekarang sih ABABIL a.k.a anak baru labil gitu deh! Ada-ada saja istilah anak gahol jaman yang serba modern ini, ckckck. (Dan berarti waktu aku dan kalian yang sudah pernah melewati masa SMA dulu juga PERNAH mendapat label labil dan galau pada diri kita, hehehe ;p).
Setelah ku confirm kepada si mbak sebut saja miss kuning ini ternyata dia memiliki alasan tersendiri tentang kata ‘labil’ tadi kepada diriku. Hmm.. Ternyata dan ternyata, dia sangat memerhatikan detail setiap keputusan yang ku ambil (Jadi malu karna ternyata aku masih (agak) childish ;p).
Dari masalah pertama, ketika aku memutuskan untuk berhenti parttime di sebuah toko parfum di Jogja dengan alasan waktu untuk skripsi dan berkegiatan di luar jadi berkurang bahkan tak ada (Hehe, padahal malas menjadi salah satu faktor mengerjakan skripsi juga ^^v). Dan ketika aku berkonsultasi dengan pakarnya si mbak ini, dia mengatakan bahwa, “Ya itu salah satu latihan untuk belajar membagi waktu antara kerja dan skripsi, katanya mau jadi dewasa?” (Heihhh, ingeeeet aja si mbak ini tentang salah satu alasanku untuk parttime adalah melatih jadi perempuan dewasa, hihihi jadi tambah maluu =”). Daaaan akhirnya aku membulatkan tekad untuk tetap keluar dari kerjaanku tadi dengan sisipan nasehat dari miss kuning, “Yang penting yakin dengan keputusan yang diambil :)
            Pelajaran pertama yang dapat kuambil dan kubenarkan dari ungkapan ‘labil’ itu adalah bahwa aku terlalu terburu-buru alias berpikir pendek dalam mengambil keputusan tanpa memikirkan jauh kedepannya dan efek lain yang ditimbulkan setelah suatu pilihan kita ambil. Hmmm, yayaya J..
Kembali lagi ke masalah kedua, akhir-akhir ini aku masih tetap saja gencar mencari PARTTIME! (Haaah! benar-benar aku merindukan kata itu J) dan akupun menghubungi miss kuning ini kesekian kalinya untuk bertanya tentang tanggapan dia mengenai lowongan parttime di salah satu tempat di Jogja (lagi). (Haha! Mungkin si mbak ini sudah bosan sekali mendengar kata parttime keluar dari mulutku ;D ntar ujung-ujungnya keluar (lagi) hehe ;p).
Dan si mbak ini membalas pesan singkatku, “Ya ampun, masih niat parttime rupanya. Bla, bla bla.” (begitulah inti smsnya).
Lalu kujawab, “Mumpung masih jadi mahasiswa, mbak. Hehe.”
Daaaaan ungkapan ‘Duasar labil ;p hehehe’ keluar dari si mbak ini.
Seperti yang telah ku cuplik pada kalimat di atas, akupun rada tak suka dan kujawab, “Paling gak suka kalo dikatain labil >.<. Labil=anak SMA, hehe.” Begitu ungkapan yang ku lontarkan.
Dan si mbak ini membalas sms aku dengan, “Gak harus anak SMA yang labil. Anak SMA juga bisa sebaliknya, hoho. Maaf ya kalo gak suka, sabar ya, dan buktikan kalo aku salah ;).” Hmm, ada benarnya juga sih kata miss kuning, anak SMA jaman sekarang tak sedikit, ada juga yang udah pada dewasa. Mungkin pengaruh lingkungan sekitar dan pergaulan pikirku. Hmm.
Jlebbb..! Jlebbb..! Duaaar..!    Kalimat terakhir begitu mengena, “Buktikan kalo aku salah ;)” Akupun jadi tambah tambah maluuu J dan menatap pada diri sendiri serta bertanya dalam hati. (Apa iya sih?? Harus berubah dong \(^_^)/ !!! Mungkin memang benar sih bahwa aku masih begitu labil dan begitu naïf untuk mengakuinya dalam hal memutuskan pilihan mengenai parttime ini saja! Belum dalam hal yang lain, pikirku, hmm).
Menurutku, labil merupakan proses pendewasaan diri kok! Tanpa si labil kita gak tau mana itu benar, kurang tepat, dan salah J dan dengan si labil pun kita jadi bisa belajar mengenai proses kehidupan J. Dan memang benar adanya bahwa untuk menjadi perempuan dewasa seutuhnya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, karena kita diharuskan melewati proses tahapan kehidupan yang dipenuhi dengan batu-batu rintangan yang jumlahnya tak hanya satu bahkan bisa lebih, hmmm, dan disitulah guna dari batu-batu tersebut, “Apakah kita mampu melewatinya dengan berjuang keras sekuat kemampuan atau menyerah begitu saja dan pasrah kepada keadaan?”. Hmmm.. semua pilihan itu ada di tangan kita J.
Diam tak bergerak bak gerobak sampah yang menunggu di buang ke tong sampah atau bergerak seperti bintang yang memiliki tujuan. J J

** Thank you so much to my sister, Miss Kuning, for the advice
(beruntung sekali ketemu mbak I hoho muah muah :*)
ini foto aku sama miss kuning.. ini foto terbaruu.. hohoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Waiting for your comment, guys! Thankyou so much :)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...